Hubungan antara Jerman Nazi dan dunia Arab
![](http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/9d/Bundesarchiv_Bild_146-1987-004-09A%2C_Amin_al_Husseini_und_Adolf_Hitler.jpg/220px-Bundesarchiv_Bild_146-1987-004-09A%2C_Amin_al_Husseini_und_Adolf_Hitler.jpg)
Hubungan antara Jerman Nazi dan dunia Arab adalah upaya besar yang dilakukan oleh Jerman Nazi untuk mempromosikan "aliansi dengan dunia Muslim" guna melawan pihak yang mereka anggap sebagai musuh: Kerajaan Inggris, Uni Soviet, Amerika Serikat dan orang Yahudi. Meskipun demikian, terdapat umat Islam yang membantu orang-orang Yahudi dalam beberapa kasus, misalnya menyembunyikan mereka dari kejaran tentara Jerman.[1]
Pada Perang Dunia II, kesamaan pandangan melatarbelakangi kerjasama Arab dengan Nazi. Arab menganggap Inggris dan Prancis, selaku penguasa di kawasan regional Arab pasca-Perjanjian Versailles, sebagai penjajah, sementara Nazi membenci liberalisme yang diusung Inggris dan Prancis. Mayoritas Arab maupun Nazi sama-sama memiliki sifat anti-Yahudi. Keduanya juga mempunyai gagasan persatuan global.[2]
Pada 30 April 1941, Hitler mengirim surat balasan kepada Raja Farouk dari Mesir yang membujuknya untuk menjalin kerjasama. Pada 25 November 1941, Mufti Agung Yerusalem Muhammad Amin al-Husseini bertemu dengan Hitler, yang berjanji akan menjadikannya Fuhrer atas seluruh dunia Arab setelah Nazi menyeberangi Pegunungan Kaukasus dan melebarkan Reich Ketiga ke Timur Tengah. Hitler juga mendukung kedaulatan negara-negara Arab.[2]
Referensi
- ^ "Bagaimana Hitler dan Nazi Menggunakan Isu Islam Selama PD II". DW.
- ^ a b "Nazi Muslim". Historia.
- l
- b
- s